Mandiri itu…… (isilah titik-titik tersebut)

Mandiri itu tidak bergantung dengan orang lain. Definisi singkat yg dangkal makna nya sering diharfiahkan oleh sebagian orang. kasarannya sebagian orang hanya melihat kemandirian seseorang dari permukaan saja,tampak luar. it seem judge by it’s cover. 😀

Dan seberapa jauh pemahaman seseorang tentang kemandirian, ah hanya dia dan Tuhan nya jua yg mengetahui.

Mandiri lebih tersurat sebagai karakter manusia itu sendiri. Kemandirian adalah suatu proses kehidupan, dan kehidupan hanya akan berakhir jika sakaratul maut menyapa. Sekolah kehidupan berakhir di tanah seluas 2x1m. Inna lillahi wa inna ilaihi raji’un. Sesungguhnya kami adalah kepunyaan Allah dan kepada Allah jualah kami kembali. 🙂

Kemandirian bagi saia, sikap untuk menyelesaikan permasalahan sendiri sesuai kemampuan, baru-baru aja seh ditambahkan kalimat “sesuai kemampuan” :D. kemandirian yang terkadang menjadi bumerang bagi saia. ya,terkadang saia menjadi sangat mandiri dan beranggapan tidak memerlukan bantuan orang lain. it’s definitely wrong. Saia sering menyalahi kodrat manusia sebagai makhluk sosial yang dalam hidupnya diharapkan bergantung dengan orang lain.

Sejak kecil,entah mengapa saia memilih untuk bisa mandiri meski ortu ingin memanjakan. Dalam hidup, manusia memiliki pilihan. Ya, menjadi tua itu PASTI tapi menjadi dewasa adalah PILIHAN masing-masing individu. Paling inget jaman skulah SMP, banyak permasalahan remaja yang saia alami tapi hanya sedikit saia yang melibatkan ortu,kebanyakan saia slesaikan sendiri. bukan berarti saia tidak percaya dengan ortu tapi lebih ingin menjadi mandiri dalam hidup. emang masa remaja saia gak bgitu banyak gejolak, masih tergolong remaja baik-baik saja,pagi brangkat skulah pulang ontime 😀 saia memiliki motto yang agak garang, kamu ada masalah sama saia, selesaikan segera dengan saia, jangan melibatkan ortu. kalimat tersebut muncul suatu ketika gara-gara ada orang-orang manja yang menyangka semua urusan bisa diselesaikan dengan menggertak saia pake embel-embel ortu. ah kamu cemen pastinya 😛

Continue reading

Ayah, Dengarkanlah….

Sayah sangat menyadari betapa besar peran orang tua bagi anak, sejak 2 tahun lalu sayah tak henti mencari ilmu parenting demi membangun keluarga yang berkarakter berdasarkan Alquran dan Hadist. Ratusan hari perjalanan ini, sedikit banyak menganalisa kondisi keluarga orang-orang terdekat tidak terkecuali orang tua sayah sendiri terhadap anak-anaknya maka sampailah pada suatu kesimpulan bahwa tak hanya seorang ibu yang memiliki peran besar bagi anak tetapi seorang ayah jauh lebih besar perannya dalam perkembangan karakter anak untuk mencapai kebahagiaan yang hakiki. karena banyak ayah yang kurang menyadari porsinya dalam keluarga, kualitas keterlibatannya dalam mengurusi keluarga. Disinilah pentingnya keseimbangan dan keselarasan orang tua,dimana tidak ada salah satu yang lebih menonjol tetapi saling mengisi satu sama lain. Ini pendapatku, mana pendapatmu 😀

Tulisan ini sayah sadur dari Buku “Belajar Menjadi Ayah” karya Drs. Thomas Kristo M, MM

Anak belajar bukan dari apa yang didengar melainkan dari apa yang dilihat

Menciptakan bangsa yang besar dan berkarakter bukanlah pekerjaan yang mudah. Banyak masyarakat yang memberikan protes pada pemimpin bangsanya yang dianggap kurang mampu memimpin dan kurang cakap dalam menangani masalah-masalah yang terjadi dalam kehidupan bangsanya.

Bangsa yang berkarakter baik, berakar dari keluarga yang berkarakter luar biasa. Karakter yang baik adalah motivasi dari dalam untuk menunjukkan apa yang benar, walaupun kita suka atau tidak suka pada situasi tertentu.

Pengertian karakter seringkali berkaitan dengan istilah moral atau tingkah laku moral. Dengan kata lain, sebelum seseorang mengambil atau melakukan sebuah tindakan, ia harus terlebih dahulu menyadari bahwa tindakannya dapat menolong atau justru menyakiti orang lain. Tindakannya berguna atau tidak bagi dirinya. Think first before speaking and doing.

Continue reading