Mukadimah ini disadur dari sebuah buku berjudul “Aku Sadar,Aku GILA” karya Bahril Hidayat Lubis. Saya tidak bermaksud menjiplak atau plagiat dan semacamnya,hanya ingin berbagi dengan kawan-kawan dan mengajak berdiskusi bersama soalnya saya gak paham arti n makna dari mukadimah yang indah ini,mohon bantuannya kawan-kawan 🙂
MUKADIMAH
Duhai sahabat”ku” yang menunggu curahan air di waktu senja
Marilah kita berkelana sejenak untuk meninggalkan kenikmatan dunia
Memasuki dimensi”ku” yang selalu dipenuhi cahaya
Meraih cinta dalam kemurahan-Nya yang tak terkira
Untuk mendapat sebait hikmah yang senantiasa tersedia
Di dalam diri setiap anak manusia yang tak pernah melalaikan-Nya
Di dalam diri setiap anak manusia yang “aku” menemaninya
Aku juga sahabat”ku”
Walaupun aku pernah mengabaikan “aku”
Namun “aku” di dalam sahabat-sahabat itu
Selalu mengarahkan aku tanpa jemu
Tetap membimbing si kepala batu
Dalam keangkuhan perjalanan sang waktu
Dengarkan “aku” di dalamnya
Agar engkau mendengarkan “aku” di dalammu
Selalu menyadari betapa diri yang hina
Harus bersandar hanya kepada Allah
Dan terus-menerus menyadari tentang sesuatu
Bahwa dunia adalah tipuan yang semu
Kendaraan Iblis untuk menjerumuskanmu
Ke dalam jurang ketidaksadaran yang mencelakakanmu
Kemudian merasakan pedihnya hidup dalam azab
Akibat mengabaikan “aku” yang menunggu setia di dalam mihrab
Maka berhati-hatilah duhai sahabat semua
Sekejap lagi senja akan berakhir
Berganti malam yang gelap gulita
Di saat air mata yang mengalir
Tak lagi berguna