Gili Ketapang Island. Can you guess where it is?
Gili Ketapang Island masih berada di wilayah kabupaten Probolinggo, Jawa Timur, namun akses menuju Gili Ketapang Island menggunakan kapal motor sedang, berpenumpang banyak orang untuk menyeberang kesana. Kurang lebih satu jam perjalanan yang kita tempuh demi menginjakkan kaki di pantai berpasir putih yang menjadi ciri khas Gili Ketapang Island.
Perjalanan saia awali dari kabupaten Sidoarjo tercintah, jarum jam menunjukkan pukul enam pagi hari. Kenapa kudu pagi pagi? Biar gak terlalu panas sesampainya disana. Piknik keluarga yang agak mendadak tapi persiapan maksimal banget loh hehehe, niat banget masak dari rumah, lauk pauk komplit. Bukan saia juga sih yang masak hahaha.
Perjalanan dari kabupaten Sidoarjo ke kabupaten Probolinggo kurang lebih dua jam, masih pagi jadi kondisi lalu lintas pun sepi. Dua mobil saling menyemangati berpacu menyapa indahnya pagi ini, Alhamdulilah cuaca cerah.
Berbekal share location yang diberikan mas pemandu wisata, gampang kok mengikuti arah menuju ke Gili Ketapang Island. A few moments later…. Perdebatan di mulai ketika ada 2 exit tol di Probolinggo, Timur dan Barat. Daripada bingung akhirnya menghubungi mas pemandu, dan dia menyarankan exit tol Probolinggo Barat.
Sejurus kemudian, roda empat tidak mengalami kesulitan mengikuti petunjuk gmaps. Hingga diarahkan untuk belok kiri dan tertulis “Pelabuhan Tanjung Tembaga” diatas gapura. Nah lo, bener gak ini hahaha. Roda empat pun akhirnya berhenti di pinggir jalan menuju pelabuhan.
“Mas, ini wes sampe depan pelabuhan tanjung tembaga, terus kemana?.” tanya kami via gawai.
“Masuk aja ke pelabuhan tanjung tembaga, lalu ikuti jalan sampe ketemu saya nanti, oh jangan lupa bayar tiket masuk pelabuhan ya.” jawab mas pemandu wisata.
Tancaaapppp…. Roda empat kembali menjejak diatas jalan mengikuti alur jalan menuju tempat “saya” berada wkwkwk. Sampailah di sebuah lahan luas dan masih agak kosong di pinggir dermaga atau lebih tepatnya disebut pelabuhan, ya Pelabuhan Tanjung Tembaga ini namanya. Lahan luas ini ternyata nantinya dipenuhi kendaraan para pengunjung Gili Ketapang Island.
Roda empat sudah ditambatkan di lahan parkir. Dikarenakan tadi berangkatnya pagi sekali dan syudah pasti kita semua belum sarapan, maka di gelar lah tikar di belakang bagasi roda empat yang terbuka. Terhampar lah bekal nasi, lauk pauk komplit, minuman hangat dan menyegarkan beserta aksesoris lainnya. Mari makaaaannnnn 😀
Mas pemandu menerima lembaran lembaran rupiah sejumlah biaya wisata ke Gili Ketapang Island, harga nya di banderol seratus ribu rupiah per orang, include makan siang. Wah menarik ni pikirku, makan siang sambelan ikan kembung khas Gili Ketapang Island, Nyaaammmm…..
Saia terkezut ketika diharuskan berjalan menuju kapal motor yang dimaksud, dalam bayangan, saia tinggal berjalan menuju dermaga lalu menaiki kapal dengan cantik. Namun lamunan saia buyar, saia kudu berjalan menuruni dermaga demi menuju kapalnya, karena pagi hari air laut surut jadi kapal hanya bisa bersandar agak ke tengah sana. Ya okelah, saia jabanin sambil gandeng si bocah.
Sebelumnya, para tetua bersikeras mau bawa bekal nasi dan lauk pauk komplit sisa sarapan. Saia menolak ide mereka, meski saia belum tau ternyata sesusah itu untuk menjangkau kapalnya. Jadi, kami hanya membawa camilan ringan dan sedang yang tidak merepotkan. Ya gimana, kita udah menanggung beratnya tas berisi baju ganti. Gak mungkin kan habis main air terus enggak ganti baju kering.
Dengan tangga kayu seadanya, akhirnya saia berhasil menaiki kapal. Kapal oleng dan saia pun panik. Gemas, orang yang naik terlebih dahulu enggak mau ambil tempat di depan kapal, numpuk di tengah ke belakang. Iyah sih perlindungannya agak kurang klo di depan banget, sedang mentari mulai meninggi, jadi panas terik pun terasa menyengat.
Jaket pelampung dibagikan, namun jumlahnya tidak sepadan dengan jumlah penumpang. Beberapa orang mengabaikan jaket pelampung, tanpa tunggu lama, segera saia amankan dan kenakan di badan. “Bisa bahaya ini klo ada apa-apa tanpa pengaman diri.” pikir saia. Saia memastikan keluarga mengenakan jaket pelampung biarpun pasti gak nyaman ya.
Sejam saia menikmati desiran angin bercampur bau air laut, segar tapi panas, gimana itu ya hahaha. Tentunya sepanjang membelah laut tak henti saia berdoa memohon keselamatan, udah overthinking aja saia berada di lautan yang tak ada satu manusia pun mengetahuinya, apalagi semenjak saia nonton film “Underwater” tingkat ketakutan saia akan lautan makin memuncak. Kepoin deh film nya.
Kaki merasakan euforia ketika pasir dan air bercampur menyentuh kulit lembut ini ketika menjejak di bibir pantai, Geli geli basah. Heemmmm, betapa dahaga akan aroma pantai terpuaskan sementara.
Berjalan menyusuri pantai menuju tempat transit, kedai sederhana, tempat kami berteduh hingga makan siang nanti. Di Gili Ketapang Island gak hanya satu tour guide nya ya, ada banyak. Tinggal pilih aja yang sesuai dengan kebutuhan. Duduk duduk santai sembari menikmati sepoi angin laut dan memandang debur ombak di kejauhan. Anak – anak berlarian bebas kesana kemari menikmati pasir putih dan air di bibir pantai.
Tak berlangsung lama, kami bergerak menaiki kapal kembali bersama satu rombongan tadi. Guess what? Mau Snorkling rek. Excited banget kita. Tak lupa mengenakan jaket pelampung, kami dibawa ke tempat khusus menikmati indahnya pemandangan di kedalaman beberapa meter dari permukaan.
Jangkar ditambatkan, mas mas pemandu membagikan kacamata khusus. Mas mas pemandu turun duluan, mereka membuka jalan bagi kita alias sembunyiin bulu bulu babi diantara bebatuan. Biar apa? Biar kita aman ketika nyemplung, konon kabarnya klo kulit tersengat bulu babi, lama kelamaan bisa menyebabkan infeksi kulit yang fatal. Jadi perlu juga bawa obat – obatan ya pas bepergian.
Satu per satu udah nyemplung, saia agak galau soalnya si bocah enggak mau nyemplung, takut. Yaiyalah, agak lumayan tinggi langsung terjun dari kapal, ya meskipun udah pake jaket pelampung tapi kan butuh keberanian ekstra juga. Mas mas pemandu dengan sigap meladeni kami mengabadikan diri ketika snorkling, mayan ya buat ngisi feed instagram hahaha.
Lelah bermain air di kedalaman, saatnya jangkar diangkat menuju daratan, udah laper sih wkwkwk. Dari kejauhan saia melihat makin banyak pengunjung, wah rame juga ya tujuan wisata ini. Terlanjur basah, sekalian lah puasin diri main air sembari menyambut deburan ombak yang menggulung ke pantai dan menerjang badan kita, Seruuuuu…..
Sambelan ikan kembung tertata rapi di meja kedai, time to lunch rek. Gak pake tolah toleh, nikmat bener dah makanan ini. Perut kenyang Alhamdulilah, leyeh leyeh bentar ya, klo mau membersihkan diri dari dosa dan noda ya silahkan hehehe. Yakali gak mandi, badan udah basah kuyup dibalur pasir putih, udah kayak pisang goreng tepung siap digoreng hahahaha.
Tak terasa, mentari sudah condong ke barat. Mau tak mau, kita sudahi plesir ke Gili Ketapang Island kali ini. Semoga ada rejekinya balik kesini lagi, sapa tau makin bagus lagi wisatanya. Yuk merapat ke kapal yang tertambat di bibir pantai, kita balik ke dermaga Pelabuhan Tanjung Tembaga.
Perjalanan balik kurang lebih sama ya, sejam lamanya. Bedanya kali ini, saia ngantuk banget yak. pakbapak yang tak kuasa menahan kantuk akhirnya rebahan aja gitu di kapal, mayan ya boboknya. Sesampainya di dermaga, karena air sudah naik alias pasang, tinggal lompat aja saia ke dermaga, gak sesusah tadi pagi.
Dengan langkah gontai kita merapatkan diri ke roda empat yang tertambat di lahan parkir, usai sudah petualangan kami menikmati Gili Ketapang Island. Saatnya jiwaraga ini kembali ke realita, mendulang lebih banyak cuan bersama aktifitas harian masing – masing. Saia gembira main main ke Gili Ketapang Island, menikmati debur ombak berpadu dengan air laut dan pasir pantai, fantastis.
Kalian tau gak, hati yang gembira itu menarik energi cuan loh, kata coach saia begitu. Jadi, petualangan tak berhenti disini saja, Nantikan petualangan kami berikutnya, entah dimana dan kapan hehehe.
Sayonara beibeh 😀