” Klo besok masih belum ada kepastian kamu akan melamar aku, kita PUTUS dan jangan harap aku mau kembali sama kamu lagi TITIK“
Hai hai anak muda…. khususnya para muslimah yang dirahmati Allah SWT, ada yang pernah berani mengucapkan kalimat seperti diatas kah, peluk erat untukmu 😀
Sharing yuk…
Saia duluuu sempat memiliki cita-cita nikah muda di usia 22 tahun, cita-cita yang mulia kan hihihi. Namun cita-cita tersebut kandas ditengah jalan karena berbagai hal. Salah satunya karena belum ada pria yang melamar saia ato saia yang kelewat galak yak hahaha.
Banyak faktor seh, memutuskan untuk meneruskan kuliah sarjana sambil bekerja karena enggak cukup dengan memiliki ijasah diploma aja, kepikiran pasti berat banget hidup ini klo nambah status lagi dengan menjadi istri, ah picik banget ternyata ya pikiran saia kala itu. Alasan klasik yang selalu menjadi pembenaran wanita karir seperti saia hehe. Dan saia menyesal sekali hiks.
Time Flies, usia saia sudah sangat matang menginjak usia 25 tahun, IGD. Ini Gawat Darurat. Keluarga besar sudah mulai ribut karena berdasarkan riwayat keluarga, di usia ini sudah harus menikah **tepok jidat 😀 Saia meminta perpanjangan waktu, dikira maen sepakbola yak hehe, alhamdulilah proposal saia disetujui **ketjup para sesepuh 😛
Saia tak pernah menetapkan kriteria pria harus seperti apa, yang jelas taat beragama beriman dan bertaqwa kepada Allah SWT, yang pantas untuk menjadi imam saia kelak. Eh ngomong-ngomong masalah ke-pantas-an, saia tertohok dengan sebuah wejangan khusus,
“kamu bertanya-tanya kapan ketemu jodoh, ngarepin seseorang yang pantas tapi kamu gak memantaskan diri di hadapan Allah SWT, itu mustahil.”
Glek. sakitnya tuh disini. Semenjak itu, saia berusaha memantaskan diri untuk menjadi istri dan ibu yang baik agar kelak saia sudah pantas mendampingi jodoh terbaik dari Allah SWT. Banyak cara, salah satunya saia mem-filter pergaulan, bergaul dengan komunitas positif karena perempuan yang baik untuk laki-laki yang baik dan laki-laki yang baik untuk perempuan yang baik (pula). Itu janji Allah SWT 🙂
Setiap kali ada yang bertanya, “hey, kapan kamu nikah?” maka dengan lantang saia menjawab, “Insyaallah tahun depan, doakan ya.” sembari menyunggingkan senyum termanis meski saia sendiri belum tau dengan siapa akan menikah 😀
Time Flies (again), Alhamdulilah usia 26 tahun plus beberapa bulan, di penghujung tahun 2011, tepatnya bulan Nopember saia SAH menjadi istri, mendampingi seorang pria hingga akhir hayat, menjadi ibu yang baik dari anak-anak kami. Aamiin 🙂
Memasuki tahun keempat pernikahan, semakin banyak pelajaran dari universitas kehidupan yang bisa saia ambil hikmahnya. alhamdulilah semakin mendewasakan kami dalam mengarungi bahtera ini. Boleh ya saia ngulik beberapa hikmah yang saia alami sendiri, sapa tau ada yang jadi pengen segera nikah, aamiin.
Temukanlah kekayaan dengan menikah. Lah kok bisa gitu seh hahaha. ini serius loh, gampangannya gini, satu pintu rejeki suami dinikahkan dengan satu pintu rejeki istri bukan hanya sekadar mendapatkan penjumlahan menjadi dua pintu rejeki, melainkan menghasilkan pelipatgandaan hasil sinergi pernikahan menjadi beberapa pintu rejeki.
Saia mengalami hal tersebut ketika akan menikah, pasti udah tau ya beratnya beban fisik dan psikis menjelang pernikahan, dan Allah SWT membukakan pintu rejeki tersebut, tunjangan kinerja yang telah dinanti beberapa lama akhirnya disetujui oleh pusat. Pundi-pundi yang saia terima banyaaakk karena merupakan rekapitulasi dari bulan-bulan sebelumnya. Saia bersyukur sekali, bayangkan ya baru berniat menikah saja udah dapat rejeki segini banyaknya apalagi nanti klo udah nikah digabung sama rejeki suami hehe.
Memegang kunci surga. “Jika seorang wanita menjaga shalat lima waktu, berpuasa Ramadhan, menjaga kehormatannya, dan menaati suaminya, niscaya dia masuk surga dari pintu mana saja yang dia inginkan” (HR Ahmad). Saia pernah mendengarnya, surga bagi seorang istri terletak pada ridho suaminya, semoga saia bisa menjaga kunci surga saia 🙂
Menikah demi keberkahan hidup. Salah satu hikmah yang tidak terasa, tapi begitu besar manfaatnya adalah keberkahan. Waktu terasa lebih berisi, bermakna, dan efektif. Menikah itu menenangkan hati, saia tidak perlu susah mencari seseorang yang mau mendengarkan curhat saia, cerita aja sama suami, diskusi bersama dan plong deh hati ini, begitu juga sebaliknya.
Dan menikah itu menjaga kestabilan emosi, bayangkan ya dua individu yang berbeda karakter dan latar belakang keluarga dipersatukan dalam pernikahan. Masalah dalam rumah tangga itu pasti ada, dan disinilah diperlukan kesadaran masing-masing individu untuk bersama me-manage permasalahan-permasalahan yang ada.
Hidup adalah pilihan, dan saia memilih hidup bahagia dengan menikah. Hidup adalah proses, dan saia memilih menjalani proses bersama dengan pasangan hidup untuk mereguk kenikmatan hidup yang luar biasa. Yuk Nikah 🙂
Marry Me! OR Never!
Tulisan ini diikutsertakan dalam Giveaway 3rd Anniversary The Sultonation”
saya udah nikah tuh mak #eh
sukses GA nya ya.. salam kenal 🙂
oh iya.. blog saya bukan yang ini ya Mak.. ini blog yg terlantar.. blog saya pake blogspot.. junijanuari.blogspot.com *just info
Alhamdulilah udah nikah, yuk komporin yang belum nikah mak #eh 😀
salam kenal juga, tunggu kedatangan saia ya 🙂
Hohohohoooo bener bingits ini mak! Kudu banget dikompori ampe meleduuug kayak begindaang :))
Haghaghag iyaaahhh mak, paling enak tuh tukang kompor, tinggal tunggu meledug trus sorak horeee alhamdulilah 😀
iya beb aku mau nikah denganmu, beneran deh ciyus…hehehehe #untung aku dah menikah, ndak banyak ngumpulin dosa..wkwkwkwk
Aseeekkk nikah yuuuukkk 😀 iyess mbak, alhamdulilah terlindungi dengan adanya mahram 🙂
nikah itu bisa syik asyikk hihihi,
aku juga ikut GA nya ni mb
Hahahaha asiiiikkkk banget emang, udah asyik halal pun terjamin 😀
Wah smoga qta menang yak hehe
Setuju mbak…menikah memang mmebuat pintu rejeki…karena bisa menemukan kekayaan….sukses deh…ngontesnya,,,
Ho oh mbak,semoga yg memiliki niat menikah disegerakan jodohnya 🙂