Pukul 09.45 WIB. Saia memasuki gedung megah milik Bank Mi di pusat kota Surabaya.
Disambut ramah satpam yang bertugas, bertanya akan kepentingan saia.
“Saia mau bayar pajak,pak.” ujar saia.
“Di loket khusus,ibu.Silahkan antri di sebelah sini.” jawab pak satpam sembari menunjuk garis antrian.
Antrian di loket khusus tak banyak dibandingkan di loket umum dan loket setoran tunai. Saia berdiri di urutan ke empat, iyah sistem antriannya BERDIRI tanpa nomer antrian.
Setengah jam berlalu namun tak jua tiba giliran saia, saia mulai resah. Kaki mulai capek kesemutan, saia memang tidak bisa berdiri di satu tempat dalam waktu yang cukup lama. Saia masih menikmati antrian ini, melakukan apa saja agar kaki ini tidak terlalu lelah.
Sejam berlalu, saia masih berdiri di urutan kedua. Bertanya pada ibu didepan saia, “Bu, loket khusus satunya memang gak melayani nasabah ya, kan ada petugasnya tuh?”. “waduw ndak tau mbak, lama banget emang klo loketnya hanya satu gini.” ujar ibu tersebut.
Jam 11.00 WIB, akhirnya tiba giliran saia, alhamdulilah, saia mengulurkan 12 lembar setoran pajak beserta uang pajak. Namun apa yang terjadi membuat saia tercengang keheranan. “Ibu, karena lembar setoran pajaknya banyak maka yang akan mengerjakan adalah petugas yang ada di dalam” ujar mas doni (bukan nama sebenarnya).
“Ibu, jika ada kepentingan laen ditinggal dulu aja ntar sebelum jam 3 sore bisa diambil” ujar mas doni kembali.
“Waduw kantor saia jauh mas dari sini, lebih baek saia tunggu saja. Kira-kira bisa selesai jam berapa?” ucap saia.
“Coba saya tanyakan dulu ya karena petugasnya laki-laki semua.” jawab mas doni.
10 menit kemudian, saia dipanggil mas doni dan diantarkan ke ruangan dalam sambil berkata : ” Ibu, setoran pajaknya akan dikerjakan mas aldo (bukan nama sebenarnya), bisa ditunggu di kursi tunggu”
“Kira-kira selesai jam berapa mas?” tanya saia.
“Sekitar jam 11.30 bu” jawab mas doni.
“Ow oke lah klo gtu mas.” jawab saia sembari melirik arloji.
Jam 11.30 WIB dan tidak ada tanda-tanda nama saia dipanggil, saia masih duduk diam di kursi tunggu sembari menjelajah dunia maya melalui gadget.
Rasa heran saia muncul ketika petugas wanita, sebut saja ibu ratna (bukan nama sebenarnya), Continue reading