Alhamdulilah….satu kata bermakna terucap dari bibir saya kala dinyatakan Lulus π Trimakasih sebesar-besarnya untuk dosen pembimbing saya yang tlah memberikan pengarahan slama mengerjakan TA dan dosen penguji yang tlah memberikan saya kesempatan memaparkan tujuan pembuatan TA ini. Tak lupa trimakasih kepada segenap dosen dan karyawan dikampus yang tlah memberikan warna diperjalanan saya meraih mimpi π Dan…alhamdulilah satu mimpi saya bisa terwujud dipertengahan Maret 2010 saya terselip diantara ribuan (wow!) wisudawan/wisudawati pada wisuda ke-100, uhuyyy wisuda seabad cuyyy π
Menilik jumlah lulusan mencapai ribuan, sedikit bisa membuat mulut ini menganga,Wow tnyata banyak banget produk SDM yang terakreditasi π tapi mengulik lebih dalam,mau dibawa kemana SDM-SDM ini mengingat lapangan pekerjaan di negeri tercinta ini belum berbanding lurus dengan para alumni-alumni. Suatu hari saya berkesempatan mengunjungi ajang obral lowongan (baca:bursa karir) tapi tentu sajah hanya SDM yang memiliki kompetensi tinggi berkesempatan mencicipi nikmatnya mencari uang sendiri. Subhanallah,banyak banget ya peminat ajang ini smpe penjaga standnya gak kliatan (lebay), tiba-tiba sajah sebuah celetukan mengarah ke saya yang kurang lebihnya begini “woy p** iki lapo nang kene,ngece yoh!” hehe saya hanya membalas dengan senyuman paling maniez dan melontar canda balik ke mereka, saya juga ada disitu karena diminta teman menemani tanpa ada maksud laen π Semoga SDM-SDM berkompetensi ini dapat menunaikan kodrat yang sesungguhnya, memiliki pekerjaan yang nyaman untuk menopang ekonomi keluarganya
Flashback beberapa bulan sebelumnya…..
Pergumulan antara pikir, hati dan badan ini semakin pelik sajah, sudah berhasil mencapai titik jenuh sayah memicu hormon-hormon tak sehat menyikapi kondisi jiwa raga yang semakin terpuruk. Akhir September, alhamdulilah niat ini semakin kuat menghujam hati saya,iyah keputusan besar harus saya ambil demi meraih satu mimpi ini π keputusan ini menimbulkan pergolakan besar dikehidupan saya,banyak pro kontra menghiasi langkah saya tapi alhamdulilah bisa saya lalui dengan baik. Sejak akhir tahun 2008 dimulai lah riwayat kesehatan saya yang tidak bagus memicu beberapa kondisi kesehatan buruk selanjutnya, saya rasakan begitu banyak tekanan menghantam dari berbagai penjuru. Dari awal sudah saya sadari resiko besar melakoni dua peranan ini,kerja sambil meneruskan kuliah karena saya tak puas hanya mengecam pendidikan diploma saja.
Kenapa saya nekat meneruskan kuliah? pada awalnya karena merasakan perbedaanΒ perlakuan ijasah terutama ketika mengambil apa yang menjadi hak saya (busyeeett lumayan tuh selisihnya), sebenarnya itu bukan hal utama perhatian saya lebih ke arah perlakuan beban kerja yang timpang, saya memiliki beban kerja yang bisa dikatakan lebih tinggi daripada lulusan sarjana tapi kenapa saya hanya mendapat hak lebih sedikit? tak jua ada jawaban memuaskan penasaran saya. Tanya KenApa??? Pergulatan batin yang tak sebentar ini membuahkan pemikiran sederhana, Baiklah…saya bekerja karena Allah menginginkan saya beribadah disini, beban kerja yang terbilang tinggi saya pahami sebagai suatu kepercayaan Allah menitipkan beban ini dipundak saya melalui pemimpin-pemimpin kecil didunia ini. Melalui sahabat-sahabat juga saya menemukan semangat baru kalaΒ stres sudah sampe di ubun-ubun,hanya dengan kalimat “Inget, nasib orang laen ada ditanganmu!” Subhanallah,nikmatnya ikhlas meski terkadang saya sering mengeluh capek..Ampuni hamba Ya Rabb
Durasi 2thn 10bln saya menjadi penyokong instansi ini,cukuplah saya mengenyam asam garam lika liku dunia kecil ini. Overtime dan manajemen yang kurang baik membuat saya berkubang didalamnya,pergi ngantor pagi pulang malam bahkan bisa jadi pulang pagi (“ini kantor apa diskotek ya”,ungkapan teman sejawat saya) memaksa saya mengabaikan kuliah yang tinggal TA sajah. Dengan berat hati saya melayangkan surat pengunduran diri dari universitas kehidupan birokrasi kecil ini. Ya,tekad bulat saya gulungkan demi mencapai harapan besar untuk masa depan. saya memilih menyelesaikan TA yang terbengkalai oleh kelalaian saya sendiri π Bismillah….
Disela perjuangan panjang nan melelahkan, saya menyempatkan mengikuti tes calon abdi negara. bagi saya ketika itu, iseng-iseng berhadiah. karena diajakin temen yang sebenarnya alasannya tak bisa ditolerir, gak tau jalan menuju lokasi pendaftaran hehe ngakak loh saya itu tapi karena saya berhati baik nan mulia, yasudahlah sekalian aja saya daftar daripada cuman nganterin doang duduk-duduk bengong π Alhamdulilah, nama saya ada dalam daftar panjang penerima amanah sebagai calon abdi negara π
Semangat saya makin membara, memacu diri untuk segera merampungkan TA yang gak kelar-kelar sampe molorrr setahun hiks π¦ 2 bulan intensif nyambangi kampus dan dosen pembimbing pagi siang sore, untungnya pembimbing saya perempuan jadi sebisa mungkin selesai sore. Jarak puluhan kilometer antara sidoarjo-surabaya tak terasa berat. Jatah tidur hanya beberapa jam sehari pun tak saya hiraukan. saya ingin membuktikan bahwa saya bisa wisuda, mengejar ketertinggalan teman-teman yang udah duluan wisuda. Hingga akhirnya, bulan maret 2010 saya mengenakan toga di kepala, berpakaian ala bangsawan (versi saya hehe π ). melenggang diantara barisan ribuan wisudawan wisudawati. Mirisnya,hanya seorang saya yang mewakili angkatan saya, yang laen udah wisuda duluan 2 semester lalu dan semester kemaren, yang laennya memilih untuk mundur jadi mahasiswa,keasikan bekerja π
Jadi, dibelakang nama saya boleh ditambahkan gelar S.KOM a.k.a Sarjana Komputer π π π
Ini critaku, mana critamu? π
Gak ada alasan untuk meninggalkan pendidikan, hanya manusia terdidik yang mampu mendidik generasi penerusnya. Smoga saya bisa menuntut ilmu hingga ke negri cina dan berbagi ilmu yang saya miliki apapun itu, Bismillah π
Crita ini lama bersarang di draft, Maret 2010 yang lalu π π
One thought on “Meraih Mimpi (versi Curhat)”