Allah, Nikmat mana yang tlah hamba dustakan


Jumat Berkah,14022014.
Terhenyak pagi ini membuka pintu rumah, teras rumah semula berwarna merah kini tertutup debu putih. Halaman dan jalanan pun tertutup debu,tnyata hujan abu masih turun. Iyah,hujan abu…. dampak erupsi Gunung Kelud yang berjarak puluhan kilometer di Kota Kediri sampai juga di sini bahkan hingga Jogja,Solo,Magelang,dll
Fa-biayyi alaa’i Rabbi kuma tukadzdzi ban
Allah, Nikmat mana yang tlah hamba dustakan 😦

Baca web kek jamil makin pilu hati ini,saia share disini boleh ya kek 😀 http://jamilazzaini.com/oh-negeriku/

Setiap Jumat biasanya saya membuat tulisan “just relax” untuk lucu-lucuan. Tadi pagi, saat sedang mencari ide, saya mendapat SMS dari mbak Mayang, salah satu alumni Akademi Trainer. Ia mengabarkan di rumahnya, di Kediri, sedang terjadi hujan kerikil akibat letusan gunung Kelud. Maka, pikir saya, sungguh tak pantas saat saudara kita tertimpa musibah saya malah membuat lelucon di website ini.

Guru kehidupan saya pernah berkata, “Bila musibah terjadi silih berganti di suatu negeri, itu pertanda ada dosa kolektif yang dilakukan warganya.” Saya jadi merenung, jangan-jangan memang sudah banyak maksiat yang terjadi tetapi kita sudah tidak sensitif lagi. Berbuat salah tapi tak merasa salah karena sudah lumrah.

Menyuap polisi karena ditilang sepertinya sudah wajar. Anak-anak berseragam sekolah berbeda jenis kelamin bergandengan tangan di pusat-pusat perbelanjaan sudah menjadi kebiasaan. Pergaulan bebas sudah tak menggelisahkan kita lagi. Perilaku-perilaku tak etis banyak menjadi tontonan dan hiburan di berbagai media. Ada beberapa orang yang perilakunya bejat justru menjadi idola.

Para koruptor masih hidup tenang padahal hartanya sangat kotor. Banyak politisi tak menepati janji sudah sangat dimaklumi. Banyak juga orang yang tak tahu diri, tak punya banyak prestasi tetapi berani mencalonkan diri untuk menjadi anggota legislatif atau eksekutif. Negeri ini sedang sakit.

Negeri kami kaya, tetapi kekayaannya diangkut oleh negara-negara kaya. Para pengambil kebijakan membiarkan negeri ini dirampok secara sistematis. Merasa tak bersalah saat menandatangani kontrak kerjasama yang merugikan negara. Pengedar narkoba dibebaskan tanpa alasan yang bisa kami terima.

Ya Allah, apa yang bisa kami perbuat? Tentu tak cukup hanya dengan doa, kami harus berbuat nyata. Inikah pesan yang Engkau kirimkan melalui anak saya di Jerman? Saat kami webcaman selama 4 jam, anak kedua saya, Asa (20 tahun), bertanya, “Pak, apa yang akan bapak perbuat untuk negeri kita?”

Ya Allah, tunjukkan dan beri kekuatan kepada kami apa yang bisa kami lakukan untuk negeri ini. Kami tak mau diam, kami tak mau hanya berdoa. Oh negeriku… kau sedang berduka dan kami semua harus berbuat nyata.

Usai membaca saia seperti digetok, stujuuhh banget dengan analisa kek jamil. saia masih sering berbuat salah tapi serasa itu hal wajar saja,Ampuni hamba Ya Rabb. dan fenomena yang sekarang sangat mengganggu saia setiap hari di hari kerja, seperti berharap episode akhir tayang secepatnya, tapi ketika episode itu benar-benar ditayangkan oleh Allah,apakah hamba siap menghadapinya. Allah terangilah jalan kami menuju ridhoMU. Amin 🙂

Leave a Reply

Fill in your details below or click an icon to log in:

WordPress.com Logo

You are commenting using your WordPress.com account. Log Out /  Change )

Facebook photo

You are commenting using your Facebook account. Log Out /  Change )

Connecting to %s