Gemuruh di hari senin


Memory of Monday 020810

Matahari menyeruak sekumpulan awan, Pagi ini entah mengapa hati saya makin gelisah, di tengah membelah kemacetan menuju ibukota jawa timur pun pikiran saya melayang memikirkan sahabat tengah dirundung musibah, memang sejak lama ayahandanya terbaring sakit, kabar teranyar beliau sedang koma,Astagfirullah…. ๐Ÿ˜ฆ

Dada ini berkecamuk hebat entah feeling apa yang saya rasakan ini, malam ini juga saya musti menjenguk beliau tapi tak mungkin melangkah seorang diri, dan sedetik kemudian sahabat-sahabat semua tlah menyetujui rencana ini,alhamdulilah…. ๐Ÿ™‚ (maklum jabatan sebagai humasย  alias tukang woro-woro nyleneh community masih dipercayakan ke saya meski tanpa upacara pelantikan hehe kayak pejabat beneran ajah ๐Ÿ˜› )

Selepas maghrib kutemui sahabat-sahabat di depan sebuah rumah sakit daerah, tepat pukul 7 wib beberapa pasang langkah dengan gontai menuju kamar inap disertai senda gurau kami yang memang beberapa lama tak pernah berjumpa dikarenakan kesibukan masing-masing. Subhannallah indahnya pertemuan ini, kalimat yang sempat terlontar dalam hati saya. Dan saat itu pula lah ketika ada pertemuan pasti ada perpisahan. Langkah kami terhenti di depan paviliun anggrek no.4 dan seketika itu pula derai tawa kami tercekat di tenggorokan manakala seorang ibu paruh baya berjilbabย  berbadan kurus terduduk lesu, tersengguk-sengguk tak kuasa menahan tangis, Innalillahi wa innailaihi rojiun… dan baru kami tau bahwa seorang suami, seorang ayah telah pergi menghadap Sang Pencipta setelah berjuang menahan sakit selama berbulan-bulan. Iya, ayahanda sahabat saya telah menyelesaikan perjuangannya didunia dan kembali kepada pemiliknya melalui sakit liver Allah memberikan cobaan kepada beliau dan keluarganya terutama sahabat saya yang memiliki tanggung jawab sebagai sulung, peristiwa kecelakaan serius beberapa bulan lalu pun membawa efek buruk bagi kesehatan beliau. Dan niat menjenguk berganti takziah….

ูˆูŽู„ูŽู†ูŽุจู’ู„ููˆูŽู†ู‘ูŽูƒูู…ู’ ุจูุดูŽูŠู’ุกู ู…ูู†ูŽ ุงู„ู’ุฎูŽูˆู’ูู ูˆูŽุงู„ู’ุฌููˆู’ุนู ูˆูŽู†ูŽู‚ู’ุตู ู…ูู†ูŽ ุงู’ู„ุฃูŽู…ู’ูˆูŽุงู„ู ูˆูŽุงู’ู„ุฃูŽู†ู’ููุณู ูˆูŽุงู„ุซู‘ูŽู…ูŽุฑูŽุงุชู ูˆูŽุจูŽุดู‘ูุฑู ุงู„ุตู‘ูŽุงุจูุฑููŠู’ู†ูŽ

โ€œDan sungguh akan Kami berikan cobaan kepada kalian dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan. Dan berikanlah berita gembira kepada orang-orang yang sabar.โ€ (Al-Baqarah: 155)

Hanya sebuah pelukan erat yang dapat saya berikan kepada ibunda sahabat, bibir ini kelu melontarkan sebuah kalimat menenangkan. Ya Rabb, ibu ini tlah sabar melayani suami sampai detik ini hingga beliau tak menghiraukan dirinya yang kurus kering bahkan beberapa waktu lalu sempat dirawat di rumah sakit juga, berilah kesabaran dan ketabahan lebih menghadapi cobaan berat ini Ya Allah.Amin. Tak kuasa saya masuk kekamar melihat beliau terbujur kaku, biarlah sahabat laki-laki yang menyampaikan salam terakhir. Sejenak saya dikagetkan melihat sahabat saya keluar kamar dengan air mata masih mengalir, begitu terpukul dengan kepergian ayahanda, masih tak percaya akan kehilangan orang yang selama 25 tahun membimbingnya tumbuh menjadi lelaki dewasa. Saya ulurkan tangan pertanda belasungkawa, kesedihan jelas terlihat dari sayu matanya, badannya pun lemas tergerogoti virus selama seminggu ini. (saya baru pertama kali melihat sahabat saya menangis semenjak berkawan bertahun-tahun). Mulailah sahabat saya bercerita ihwal sakit yang diderita ayahanda sambil menunggu ambulance datang mengantar jenazah ke rumah duka. Ya Rabb, kehendakMU adalah PASTI.

ูˆูŽุจูŽุดู‘ูุฑู ุงู„ุตู‘ูŽุงุจูุฑููŠู’ู†ูŽ. ุงู„ู‘ูŽุฐููŠู’ู†ูŽ ุฅูุฐูŽุง ุฃูŽุตูŽุงุจูŽุชู’ู‡ูู…ู’ ู…ูุตููŠุจูŽุฉูŒ ู‚ูŽุงู„ููˆุง ุฅูู†ู‘ูŽุง ู„ูู„ู‘ูŽู‡ู ูˆูŽุฅูู†ู‘ูŽุง ุฅูู„ูŽูŠู’ู‡ู ุฑูŽุงุฌูุนููˆู’ู†ูŽ. ุฃููˆู„ูŽุฆููƒูŽ ุนูŽู„ูŽูŠู’ู‡ูู…ู’ ุตูŽู„ูŽูˆูŽุงุชูŒ ู…ูู†ู’ ุฑูŽุจู‘ูู‡ูู…ู’ ูˆูŽุฑูŽุญู’ู…ูŽุฉูŒ ูˆูŽุฃููˆู„ูŽุฆููƒูŽ ู‡ูู…ู ุงู„ู’ู…ูู‡ู’ุชูŽุฏููˆู’ู†ูŽ

โ€œDan berikanlah berita gembira kepada orang-orang yang sabar, (yaitu) orang-orang yang apabila ditimpa musibah mereka mengucapkan: โ€˜Inna lillahi wa inna ilaihi rajiโ€™un.โ€™ Mereka itulah yang mendapat keberkahan yang sempurna dan rahmat dari Rabb mereka, dan mereka itulah orang-orang yang mendapat petunjuk.โ€ (Al-Baqarah: 155-157)

Ambulance pun datang siap mengantar sampai rumah duka. Ya Rabb, saya tak dapat membendung airmata kala jenazah dibopong masuk kedalam ambulance, tangan saya memegang erat lengan sahabat yang lain sungguh dada ini sesak, saya hanya menunggu giliran saat dipanggil Sang Pemilik Napas, entah kapan saat itu tiba,Astaghfirullah amal apa yang saya bawa nanti ๐Ÿ˜ฆ Iring-iringan kami dibelakang ambulance sampai di rumah duka,ย  sepanjang perjalanan memacu gas diantara truk-truk besar, jalan yang jadi sempit berdebu dan berkerikil di jalan raya porong yang terkenal ini tak henti pikiran saya melayang jika saya menghadapi hari akhir nanti. Suasana makin terasa kala banyaknya petakziah hadir menyambut jenazah, saat memandikan jenazah pun kembali saya terisak, entah mengapa saya begitu larut, sahabat-sahabat saya berkata mungkin ini feeling saya kesekian yang kebetulan terjadi. Entah harus menyikapi seperti apa, saya akui akhir-akhir ini merasakan sesuatu jauh hari yang ternyata kebetulan menjadi nyata, Subhanallah, Hanya Pemilik Napas yang berhak atas segala.

ุฅูู†ู‘ูŽุง ู„ูู„ู‘ูŽู‡ู ูˆูŽุฅูู†ู‘ูŽุง ุฅูู„ูŽูŠู’ู‡ูŽ ุฑูŽุงุฌูุนููˆู’ู†ูŽ

โ€œSesungguhnya kita milik Allah dan kepada-Nya kita kembali.โ€

Leave a Reply

Fill in your details below or click an icon to log in:

WordPress.com Logo

You are commenting using your WordPress.com account. Log Out /  Change )

Twitter picture

You are commenting using your Twitter account. Log Out /  Change )

Facebook photo

You are commenting using your Facebook account. Log Out /  Change )

Connecting to %s